Ulatgrayak merupakan salah satu hama penting dalam budidaya pertanian, baik itu pertanian tanaman pangan, hortikultura, maupun perkebunan. Hama ini bersifat polifag atau dapat menginang di banyak jenis tanaman sehingga agak sulit dikendalikan. Ulatgrayak diklasifikasikan ke dalam kingdom Animalia; Filum Arthropoda; Kelas Insekta; Ordo Lepidoptera; Famili Noctuidae; Genus Spodoptera; dan spesies Spodoptera litura F.
Biologi ulatgrayak
Siklus hidup ulatgrayak (dari telur hingga menjadi imago) berlangsung antara 32 hingga 60 hari (rata-rata 36 hari). Stadia telur berlangsung selama 2 sampai 4 hari sejak imago meletakkan telur hingga menetas menjadi larva (rata-rata 2 hari). Stadia larva terdiri atas 5 instar dan berlangsung antara 16–43 hari setelah telur menetas hingga menjadi pupa (rata-rata 16 hari). Lama stadia pupa 8–11 hari (rata-rata 9 hari). Lama stadia imago 6–12 hari (rata-rata 9 hari).
Tiap imago betina ulatgrayak meletakkan 4–8 kelompok telur dan tiap kelompok terdiri atas 30 sampai lebih dari 500 butir telur (rata-rata 350 butir). Kemampuan bertelur seekor imago betina ulatgrayak dapat mencapai lebih dari 2.000 butir (dalam waktu 1–2 hari). Telur berbentuk bulat dan menempel pada daun (kadang-kadang tersusun 2 hingga 3 lapis), berwarna coklat kekuning-kuningan diletakkan berkelompok (masing-masing berisi 25 sampai 500 butir) pada daun atau bagian tanaman yang lainnya. Kelompok telur ulatgrayak tertutup bulu seperti beludru yang berasal dari bulu-bulu tubuh bagian ujung imago betina, lama stadia telur ulatgrayak adalah 2−4 hari.
Larva ulatgrayak yang baru menetas berwarna hijau muda, bagian sisi berwarna coklat tua hingga hitam kecoklatan dan hidup berkelompok. Pada umur 2 minggu, panjang larva ulatgrayak sekitar 5 cm. Ulatgrayak mempunyai warna yang bervariasi, mempunyai kalung berbentuk bulan sabit berwarna hitam pada segmen-segmen abdomen yang ke empat dan ke sepuluh, sedangkan pada sisi lateral dorsal terdapat sebuah garis berwarna kuning. Stadia ulatgrayak terdiri atas 5 instar yang berlangsung selama 16−43 hari. Ulatgrayak instar terakhir terdapat tanda bulan sabit berwarna hijau gelap dengan garis punggung gelap memanjang.
Ulatgrayak yang masih muda merusak daun dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas (transparan) dan tulang daun. Larva ulatgrayak instar lanjut merusak tulang daun dan kadang-kadang menyerang polong. Biasanya ulatgrayak berada di permukaan bawah daun dan menyerang tanaman secara berkelompok. Pada intensitas yang berat, serangan ulatgrayak dapat menyebabkan tanaman menjadi gundul karena daun dan buah habis dimakan larva. Serangan ini pada umumnya terjadi pada musim kemarau. Pada siang hari, ulatgrayak bersembunyi di dalam tanah atau tempat yang lembap dan menyerang tanaman pada malam hari atau pada intensitas cahaya matahari yang rendah. Biasanya ulatgrayak berpindah ke tanaman lain secara bergerombol dalam jumlah besar. Antara lain tanaman yang diserang ulatgrayak adalah cabai, kubis, tomat, tebu, padi, jagung, buncis, jeruk,terung, kentang, tembakau, bawang merah, kacang-kacangan, kangkung, bayam, pisang, (kedelai, kacang tanah), dan tanaman hias.
Ulatgrayak berkepompong di dalam tanah, membentuk pupa tanpa rumah pupa (kokon), berwarna coklat kemerahan dengan panjang sekitar 1,60 cm. Lama stadia pupa ulatgrayak 8−11 hari.
Imago ulatgrayak berwarna coklat muda. Sayap imago ulatgrayak bagian depan berwarna coklat hingga keperakan, dan sayap belakang berwarna keputihan dengan bercak-bercak hitam. Imago ulatgrayak bersifat nokturnal atau aktif pada malam hari dan sangat tertarik terhadap cahaya. Pada siang hari, imago ulatgrayak bersembunyi. Imago ulatgrayak memakan tetesan embun dan nektar.
0 komentar:
Posting Komentar