Quintel Blogger theme

A free Premium Blogger theme.

Kami Siap Melayani Pemesanan Segala Jenis Pupuk Yang berkualitas Dan Berkadar Non Subsidi ke seluruh wilayah di indonesia, Untuk info lebih Lanjut Bisa hub. Alamat Di bawah ini:

Nama : Bpk. Indra
Alamat : Sidayu Gresik
No. Telp : 082391699911
e-mail : indralow1@gmail.com

Rabu, 17 Juli 2013

Herbisida Sistemik dan Herbisida Kontak

Berdasarkan tipe translokasi dalam tubuh gulma, herbisida dibedakan menjadi herbisida kontak dan herbisida sistemik.

Herbisida kontak adalah herbisida yang dapat mengendalikan gulma dengan cara mematikan bagian gulma yang terkena atau terkontak langsung dengan herbisida. Herbisida kontak tidak ditranslokasikan atau tidak diserap dan dialirkan dalam tubuh gulma.  Semakin banyak bagian gulma yang berkontak langsung dengan herbisida, akan semakin baik dan efektif penggunaan herbisida kontak. Oleh sebab itulah, maka herbisida ini sering diaplikasikan dengan jumlah larutan semprot yang banyak yakni antara 600 sd 800 liter per ha dengan tujuannya adalah agar seluruh permukan gulma terbasahi. Herbisida kontak kurang efektif jika diaplikasikan untuk mengendalikan gulma yang mempunyai organ perbanyakan di dalam tanah, seperti teki dan alang-alang. Hal tersebut dikarenakan bagian tanaman di dalam tanah tidak akan mati. Herbisida kontak memiliki kelebihan berupa daya kerjanya yang lebih cepat terlihat. Herbisida kontak umumnya diaplikasikan sebagai herbisida pasca tumbuh melalui tajuk gulma.

Herbisida Sistemik dan Herbisida Kontak

Herbisida sistemik adalah herbisida yang dialirkan atau ditranslokasikan dari bagian tubuh gulma yang terkontak pertama kali ke seluruh bagian gulma tersebut. Translokasi biasanya akan menuju titik tumbuh karena pada bagian tersebut metabolisme tumbuhan paling aktif berlangsung. Herbisida ini dapat diaplikasikan melalui tajuk atau melalui tanah. Herbisida sistemik diaplikasikan melalui tajuk seperti herbisida glifosat, sulfosat, dan 2,4-D ester berlangsung secara simplatik atau melalui jaringan hidup dengan pembuluh utama floem bersamaan dengan translokasi fotosintat. Sedangkan herbisisda sistemik yang diaplikasikan melalui tanah seperti ametrin, atrazin, metribuzin, 2,4-D amin, dan diuron, ditranslokasikan secara apoplastik atau melalui jaringan mati dengan pembuluh utama xilem bersama aliran masa gerakan air dan hara dari tanah ke daun dengan bantuan proses transpirasi. Herbisida sistemik ada yang bersifat selektif seperti ametrin, 2,4-D, diuron, dan klomazon, ada juga yang bersifat nonselektif seperti glifosat, sulfosat, dan imazapir.

0 komentar:

Posting Komentar