Gulma yang diperoleh dari hasil pengendalian secara mekanis/fisik perlu ditangani lebih lanjut agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman dan kegiatan pemeliharaan tanaman di lahan pertanian. Selain itu, penanganan gulma hasil pengendalian mekanis/fisik akan mampu mengefektifkan metode pengendalian gulma tersebut.
Penanganan gulma yang diperoleh dari hasil pengendalian secara mekanis/fisik secara umum bertujuan untuk :
Mencegah penyebaran biji serta organ perbanyakan vegetatif gulma lainnya tumbuh kembali di lahan pertanian
Gulma hasil pengendalian secara mekanis/fisik apabila tidak lagi ditangani lebih lanjut dapat menimbulkan masalah di lahan pertanian terutama untuk mencegah biji gulma yang masih tertinggal, tumbuh lagi di lahan. Hal ini disebabkan oleh kemampuan beberapa jenis biji gulma yang masih dapat berkecambah walaupun bijinya belum masak secara sempurna atau masak fisiologis. Selain itu organ perbanyakan vegetatif gulma seperti rhizoma, stolon, dan umbi akar akan mudah tumbuh kembali di lahan pertanian apabila tidak dipindahkan dari lahan tersebut dan ditangani lebih lanjut.
Membersihkan lahan pertanian dari patogen penyebab penyakit yang inangnya berupa gulma
Ada beberapa jenis gulma yang menjadi inangnya patogen penyebab penyakit tanaman. Misalnya rumput grinting (Cynodon dactylon), jawan (Echinochloa crusgalli), dan rumput belulang (Eleusine indica) yang menjadi inang patogen penyebab penyakit tungro pada tanaman padi. Apabila gulma-gulma tersebut setelah dikendalikan secara mekanis/fisik tidak ditangani lebih lanjut dan dipindahkan dari lahan tentunya akan menyebarkan virus tungro pada tanaman padi yang ditanam pada lahan tersebut di musim tanam berikutnya.
Memanfaatkan gulma sebagai bahan baku pupuk organik dengan pengomposan
Gulma hasil pengendalian secara mekanis/fisik terutama gulma-gulma yang sifatnya mudah lapuk dan mempunyai kandungan unsur hara yang tinggi (unsur Nitrogen) dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik (kompos).
0 komentar:
Posting Komentar