Quintel Blogger theme

A free Premium Blogger theme.

Kami Siap Melayani Pemesanan Segala Jenis Pupuk Yang berkualitas Dan Berkadar Non Subsidi ke seluruh wilayah di indonesia, Untuk info lebih Lanjut Bisa hub. Alamat Di bawah ini:

Nama : Bpk. Indra
Alamat : Sidayu Gresik
No. Telp : 082391699911
e-mail : indralow1@gmail.com
Tampilkan postingan dengan label Penyakit. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Penyakit. Tampilkan semua postingan

Selasa, 16 Juli 2013

Pengertian dan Tipe Fungisida

Secara bahasa, fungisida berasal dari gabungan 2 kata dalam bahasa Yunani, yakni fungus yang berarti jamur dan caedo yang berarti membunuh. Secara istilah umum, fungisida dapat diartikan sebagai suatu senyawa kimia yang dapat digunakan untuk menghambat dan mengendalikan pertumbuhan atau bahkan membunuh jamur penyebab penyakit tanaman. Senyawa dalam fungisida yang bersifat menghambat pertumbuhan tanpa membunuh jamur disebut sebagai senyawa fungistatik. Sedangkan pada virus atau mikroplasma antibiotik yang memiliki sifat menghambat pertumbuhan jamur lebih tepat disebut remission.


Pada dasarnya, fungisida dapat digunakan untuk  mengendalikan serangan penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur pada tanaman karena fungisida tersebut memiliki kemampuan untuk melakukan proteksi, imunisasi, terapi, eradikasi, dan atau sistemik.
  1. Proteksi (protective) adalah usaha yang dilakukan oleh senyawa fungisida untuk melindungi tanaman dari infeksi cendawan atau jamur dari luar tanaman sedemikian rupa hingga jamur tersebut mati sebelum masuk dan menimbulkan penyakit pada tanaman.
  2. Imunisasi (imunitation) adalah tipe fungisida yang mampu mencegah infeksi jamur penyebab penyakit dengan bantuan kemikalia yang dimasukan ke dalam jaringan tubuh tanaman sebagai protektan.
  3. Terapi (therapy) adalah usaha perawatan atau pengobatan terhadap tanaman yang sudah terinfeksi jamur (tanaman sudah sakit). Fungisida yang memiliki kemampuan untuk menterapi disebut therapeutant.
  4. Eradikasi (eradicant) adalah tipe fungisida yang mampu mengobati atau menyembuhkan infeksi jamur yang telah terjadi pada tanaman. Eradikasi juga mampu memusnahkan jamur pada bagian tanaman yang diaplikasikan.
  5. Sistemik (sistemic) adalah tipe fungisida yang mampu mencegah perkembangan penyakit akibat infeksi jamur di seluruh bagian tanaman. Fungisida tipe ini memiliki kemampuan tersebut akibat adanya translokasi senyawa-senyawa racun dari bagian tanaman yang diaplikasi ke seluruh bagian tanaman.

Rabu, 10 Juli 2013

Cendawan Pembusuk pada Tanaman Kacang Tanah

Beberapa jenis cendawan menyebabkan pada beberapa bagian tanaman kacang tanah menjadi busuk, seperti benih yang baru di tanam, polong, akar, dan batang. Cendawan-cendawan tersebut antara lain
<
  1. Rhizoctonia solani mengakibatkan pembusukan pada benih, kecambah, polong, dan batang. Cendawan ini berwarna hitam dan bentuknya seperti benang pendek. Serangan cendawan ini dapat dikendalikan dengan fungisida PCNB (penta chloronitro benzen).
  2. Aspergilus niger mengakibatkan pembusukan bahkan kematian pada benih yang baru di tanam dan juga kecambah yang sudah besar. Pencegahan dan pengendalian cendawan ini dapat dikendalikan dengan fungisida TMTD atau Thiram.
  3. Diploida gossypenia  mengakibatkan leher akar hingga tanaman kacang menjadi layu dan mati. Leher akar yang terserang akan berwarna coklat kehitaman karena jaringan di dalamnya telah rusak. Pencegahan penyakit ini dapat dikendalikan melalui rotasi tanaman secara berkala atau dengan tumpang sari.
  4. Fusarium sp menyerang hampir semua bagian tanaman  dan mengakibatkan busuk kering hingga layu. Penyakit ini paling efektif dikendalikan dengan melalui pergiliran tanaman yang tidak dalam satu family. Beberapa peneitian menunjukan bahwa rotasi kacang tanah dengan padi sawah atau padi gogo efektif menurunkan serangan penyakit ini.
  5. Cylindrocladium crotalariae menyebabkan timbulnya bercak hitam pada bagian luar polong dan giniphoranya. Akar dan pangkal batang yang terserang akan membusuk dan kering berwarna hitam. Serangan cendawan ini dapat dikendalikan melalui rotasi tanaman, penggunaan benih yang sehat, dan sanitasi lahan.
  6. Verticilium sp menyebabkan kelayuan dan pembusukan pada polong tanaman. Penggunaan varietas berbatang tegak diketahui efektif menekan penyebaran serangan cendawan ini.
  7. Rhizoporus sp adalah jenis cendawan tanah yang sering menginfeksi pada benih atau kecambah hingga layu dan mati.
  8. Pytium sp menyerang kecambah, akar, dan polong tanaman kacang tanah. Bagian yang terserang biasanya menjadi busuk basah, berwarna kehitaman dan polong serta bijinya menjadi busuk kehitaman dan rusak.

Minggu, 07 Juli 2013

Hama dan Penyakit Tanaman Kakao

Usaha budidaya tanaman kakao memang banyak sekali mengenal berbagai jenis hama dan penyakit. Hama dan penyakit inilah yang sering kali menyebabkan tujuan budidaya tidak tercapai secara optimal. Oleh karena itulah, pengenalan berbagai jenis hama dan penyakit beserta siklus hidup dan cara pengendaliannya mutlak diperlukan untuk dapat menekan kerugian yang ditimbulkan dari serangan organisme-organisme pengganggu tanaman ini.

Hama dan Penyakit Tanaman Kakao


Sedangkan beberapa penyakit yang sering menyerang tanaman kakao adalah penyakit busuk buah kakao yang disebabkan oleh Phythoptora palmivora, penyakit kanker batang tanaman kakao Phythoptora palmivora, penyakit VSD (Vaskular Streak Dieback) tanaman kakao yang disebabkan oleh infeksi cendawan Oncobasidium theobromae, dan penyakit jamur akar tanaman kakao yang disebabkan oleh cendawan Rigidoporus microporus, Ganoderma pseudoforeum, dan Fomes lamaoensis.

Pengenalan gejala serangan pada tanaman, organisme penyebab, siklus hidup, dan teknik pengendalian yang tepat dari beberapa serangan organisme pengganggu tersebut adalah penting demi tercapainya tujuan dunia perkakaoan tanah air. Yang perlu diingat adalah bahwa berbagai hama dan penyakit yang akan dibahas sebetulnya dapat dikendalikan melalui pemangkasan yang tepat waktu, tepat jenis, tepat cara, dan tepat sasaran.

Selasa, 25 Juni 2013

Penyakit Layu Bakteri

Penyakit layu bakteri adalah salah satu penyakit yang sering menyerang beberapa komoditas hortikultura seperti tomat, kacang tanah, cabai, kentang, dan tembakau. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Pseudomonas solanacearum pada bagian tanaman tertentu seperti daun, batang, dan umbi. Serangan penyakit layu bakteri dapat diidentifikasi dari gejala-gejala serangan yang ditimbulkan.


Gejala serangan penyakit layu bakteri:
Pada awalnya daun muda menjadi layu dan lalu diikuti oleh menguningnya daun-daun tua. Jika batang, cabang, atau tangkai daun tanaman yang terinfeksi dipotong, berkas pembuluh batangnya akan tampak berwarna coklat. Pada serangan di stadium lebih lanjut, pembuluh batang akan mengeluarkan massa bakteri dalam bentuk lendir berwarna putih susu pada tomat dan berwarna keabu-abuan pada kentang. Jika potongan batang tersebut dimasukan ke dalam gelas yang berisi air jernih, akan tampak benang-benang putih halus keluar dari pembuluh batang. Benang-benang putih halus  yang akan putus jika digoyang itulah yang disebut massa bakteri. Perlakuan tersebut merupakan salah satu cara untuk membedakan penyakit layu bakteri dan penyakit layu fusarium.

Pada kasus lain, penyakit yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas  solanacearum  ini, dapat juga menyerang umbi kentang. Umbi kentang yang terserang layu bakteri dapat diidentifikasi dengan adanya endapan hitam pada salah satu ujung umbi tersebut. Jika umbi dipotong, akan terlihat jaringan yang membusuk dan berwarna coklat. Pada lingkaran berkas pembuluh umbi, terdapat lendir-lendir berwarna krem hingga kelabu.

Pencegahan dan pengendalian penyakit layu bakteri dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti cara kultur teknis dan cara kimiawi. Cara kultur teknis dilakukan melalui pergiliran tanaman, dan perbaikan drainase, sedangkan cara kimiawi dapat dilakukan melalui sterilisasi tanah menggunakan fumigan seperti Basamid-G dan aplikasi bakterisida terutama pada lahan yang menerapkan sistem mulsa plastik seperti tomat dan cabai.

Sabtu, 22 Juni 2013

Insektisida Nabati

Secara luas insektisida nabati dapat diartikan sebagai suatu zat yang dapat bersifat racun, menghambat pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan, tingkah laku, mempengaruhi hormon, menghambat makan, membuat mandul, sebagai pemikat, penolak, dan aktivitas lainnya yang mengganggu OPT.  Secara umum, insektisida nabati diartikan sebagai insektisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan.

Insektisida Nabati

Insektisida nabati merupakan salah satu sarana pengendalian hama alternatif yang layak dikembangkan, karena senyawa insektisida yang diekstrak dari tumbuhan tersebut mudah terurai di lingkungan dan relatif aman terhadap mahkluk bukan sasaran.  Insektisida nabati memiliki zat metabolik sekunder yang mengandung senyawa bioaktif seperti alkaloid, fenolik, terpenoid, dan zat-zat kimia sekunder lainnya.  Senyawa tersebut ini dapat dimanfaatkan seperti layaknya senyawa pada insektisida sintetik, perbedaannya bahan aktif pestisida nabati disintesa oleh tumbuhan dan jenisnya dapat lebih dari satu macam (campuran).  Apabila insektisida nabati diaplikasikan pada tanaman yang terinfeksi organisme pengganggu tidak berpengaruh terhadap fotosintesa, pertumbuhan atau aspek fisiologis tanaman lainnya.

Efektivitas bahan alami yang digunakan sebagai insektisida nabati sangat tergantung dari bahan tumbuhan yang dipakai, karena satu jenis tumbuhan yang sama tetapi berasal dari daerah yang berbeda dapat menghasilkan efek yang berbeda pula, ini dikarenakan sifat bioaktif atau sifat racunnya tergantung pada kondisi tumbuh, umur tanaman  dan jenis dari tumbuhan tersebut.

Indonesia memiliki 50 famili tumbuhan penghasil racun.  Famili tumbuhan yang dianggap sumber potensial insektisida nabati adalah Meliaceae, Asteraceae, Piperaceae, Annonaceae, dan Rutaceae.  Banyaknya jenis tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai insektisida maka penggalian potensi tanaman sebagai sumber insektisida botani sebagai alternatif pengendalian hama tanaman cukup tepat.

Nematoda Parasit Si Hama Kopi

Nematoda parasit adalah salah satu hama utama yang menyerang sistem perakaran pada tanaman kopi yang dapat menyebabkan kematian tanaman. Nematoda ini dapat menyerang semua fase pertumbuhan tanaman, mulai dari fase pembibitan hingga fase tanaman menghasilkan. Ada 2 jenis nematoda parasit yang sering menyebabkan kerusakan pada tanaman kopi, yakni Pratylenchus coffeae dan Radhopholus similis. Ke dua nematoda ini tergolong nematoda endo-parasit yang hidup berpindah-pindah di sekitar perakaran tanaman (rhizomorf).  Daur hidup masing-masing nematoda tersebut adalah sekitar 45 hari untuk Pratylenchus coffeae dan sekitar 1 bulan untuk Radhopholus similis.


Serangan nematoda parasit ini dapat diketahui secara langsung dengan melihat gejala-gejala yang terlihat pada tanaman kopi yang terserang. Gejala-gejala tersebut antara lain:
  1. Tanaman yang terserang nematoda kelihatan kerdil dengan daun menguning dan mudah gugur.
  2. Pertumbuhan cabang primer terhambat sehingga pertumbuhan bunga juga terhambat.
  3. Bagian akar serabut yang terserang membusuk dan berwarna coklat dan berair.
  4. Pada serangan berat tanaman akhirnya mengering dan mati.  

Di pembibitan, pencegahan serangan nematoda dapat dilakukan secara kimiawi melalui fumigasi media bibit menggunakan fumigan pra tanam seperti Basamid G dan Vapam L.  Sedangkan  jika serangan nematoda terjadi di lahan penanaman, pengendalian dapat dilakukan dengan aplikasi nematisida sistemik dan kontak seperti Curaterr 3 G, Rhocap 10 G, Vydate 100 AS, dan Rugby 10 G.  Pencegahan serangan nematoda di pertanaman kopi juga dapat dilakukan dengan penggunaan jenis kopi tahan nematoda seperti kopi ekselsa klon Bgn 121.09 dan kopi Robusta klon BP 308. Selain itu, cara kultur teknis dapat dilakukan melalui aplikasi nematisida seperti Furadan 3G saat pembuatan lubang tanam dan pembuatan parit barier untuk mencegah penyebaran nematoda ini ke tanaman lainnya.

Jumat, 21 Juni 2013

Penyakit VSD (Vaskular Streak Dieback) Tanaman Kakao


Penyakit VSD (Vaskular Streak Dieback) adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi cendawan Oncobasidium theobromae pada tanaman kakao. Penyakit ini dapat menyerang pada semua fase pertumbuhan tanaman kakao, mulai dari fase pembibitan hingga fase tanaman berproduksi. Serangan umumnya dimulai dari bagian pucuk pada ranting tanaman.

Penyakit VSD (Vaskular Streak Dieback) Tanaman Kakao

Penyakit vaskular streak dieback dapat dikenali dari gejala-gejala yang ditimbukannya pada tanaman kakao yang terserang. Gejala tersebut antara lain
  1. Daun kakao menguning dengan bercak-bercak berwarna hijau muda,
  2. Terdapatnya 3 noktah hitam pada bekas duduk daun bagian dalam dan jaringan kayu yang dipotong,
  3. Jika dibelah, noktah hitam tersebut terlihat lebih jelas dalam bentuk garis-garis hitam,
  4. Pada serangan akut yang tanpa pengendalian, tanaman akan menjadi gundul karena kerontokan daun yang terus terjadi.

Penyakit vaskular streak dieback jika tidak dikendalikan dengan serius dapat mengakibatkan penurunan produktivitas kebun bahkan dapat hingga mengakibatkan kematian tanaman. Hal ini terjadi karena rontoknya daun yang disebabkan oleh VSD mengakibatkan proses fotosintesis tanaman menjadi terhambat.

Penggunaan bibit yang bebas VSD dan bibit dari klon tahan seperti DRC 15 dan ISC 13 sangat penting untuk mencegah serangan penyakit VSD di kebun. Jika gejala serangan penyakit vaskular streak dieback sudah muncul di kebun, teknik pengendalian yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi dampaknya adalah dengan memotong bagian ranting yang di kayunya terdapt 3 noktah hitam. Pemotongan dilakukan hingga 3 noktah hitam pada bagian kayu yang terpotong tidak tampak lagi dan jika perlu pemotongan dilakukan pada jarak 30 cm dari bagian tersebut. Pengendalian juga dapat dilakukan dengan meminimalisasi kelembaban kebun melalui pemangkasan, menguatkan sistem kekebalan tanaman melalui pemupukan berimbang, serta sanitasi kebun.

Baca Juga :
Penyakit Busuk Buah Kakao
Penyakit Kanker Batang Tanaman Kakao
Penyakit Jamur Akar Tanaman Kakao

Penyakit Kanker Batang Tanaman Kakao

Penyakit kanker batang adalah salah satu penyakit penting bagi tanaman kakao yang disebabkan oleh infeksi cendawan Phythotora palmivora pada batang dan cabang tanaman kakao. Cendawan Phytoptora palmivora yang juga penyebab penyakit busuk buah tanaman kakao ini sering menyerang kebun kakao yang lembab dan gelap.


Penyakit kanker batang tanaman kakao dapat dikenali melalui gejala-gejala yang ditimbulkan pada batang yang terserang. Batang tanaman kakao yang terserang penyakit kanker batang memiliki bercak-cercak hitam. Bercak hitam tersebut nampak seperti basah dan membusuk. Jika tidak dikendalikan, bercak hitam akan terus meluas dan mengakibatkan terhambatnya transportasi hara dan fotosintat di dalam tanaman. Bercak hitam membusuk ditandai dengan adanya cairan merah berkarat dengan kulit kayu disekitar bagian yang membusuk berwarna coklat kemerah-merahan.

Penyakit kanker batang kakao dapat menyebar melalui beberapa media seperti sentuhan langsung dengan buah yang terserang busuk buah, percikan air, disebarkan oleh hewan (semut atau tupai), bahkan oleh tiupan angin. Penyebaran kanker batang berbanding lurus dengan penyebaran penyakit busuk buah dan akan semakin cepat jika musim hujan dan atau jika kondisi kebun terlalu lembab. Untuk membatasi penyebaran, kondisi kelembaban kebun harus tetap dijaga agaar tidak terlalu lembab dan gelap.

Penyakit kanker batang kakao dapat dikendalikan dengan mengupas kulit batang yang terserang dan membusuk hingga batas yang sehat, kemudian membalurkan air perasan kunyit pada bagian yang telah dikupas tersebut. Air perasan kunyit juga dapat disubstitusi dengan fungisida tembaga kontak seperti Nordox, Cupravit, dan Copper Sandoz. Jika serangan kanker batang sudah sangat akut, tanaman harus dibongkar dan bagian yang terserang harus dimusnahkan dengan cara ditimbun atau dibakar.

Baca Juga :
Penyakit Busuk Buah Kakao
Penyakit VSD (Vaskular Streak Dieback) Tanaman Kakao
Penyakit Jamur Akar Tanaman Kakao

Penyakit Busuk Buah Kakao

Penyakit busuk buah kakao adalah salah satu penyakit penting yang sering menyerang tanaman kakao. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi cendawan Phythoptora palmivora pada buah. Cendawan Phythoptora palmivora sebenarnya juga dapat menginfeksi pada bagian tanaman kakao lainnya seperti batang, daun, tunas, bahkan bunga. Kendatipun demikian, dampak negatif serangan pada bagian tanaman lainnya tersebut tidak sebesar jika cendawan ini menginfeksi buah.

Phythoptora Palmivora Penyakit Busuk Buah Kakao

Penyakit busuk buah kakao sering menyerang tanaman yang memiliki sistem kekebalan yang rentan serta ditunjang oleh keberadaan kebun yang lembab dan gelap. Gejala serangan penyakit busuk buah adalah timbulnya bercak-bercak hitam pada bagian kulit luar buah. Bercak-bercak hitam tersebut akan meluas hingga menutupi semua bagian kulit buah jika tidak segera dikendalikan. Penyakit ini dapat menyerang semua fase pertumbuhan buah, mulai dari buah pentil hingga buah dalam fase kemasakan. Buah yang terserang penyakit busuk buah akan tampak hitam arang dan jika disentuh akan terasa basah membusuk. Penyakit ini dapat menyebar dari satu buah yang terinfeksi ke buah lainnya melalui beberapa media seperti sentuhan langsung antarbuah, percikan air, dibawa oleh hewan (semut atau tupai), bahkan oleh tiupan angin. Penyebaran busuk buah akan semakin cepat jika kondisi kebun terlalu lembab karena cendawan Phythoptora palmivora dapat tumbuh subur pada daerah yang lembab.

Penyakit busuk buah kakao dapat dicegah agar tidak menyerang tanaman kakao dikebun melalui penggunaan klon tahan busuk buah seperti DRC 16, SCA 6, SCA 12, ISC 6, dan hibridanya, pemupukan yang berimbang, sanitasi kebun yang dilakukan secara berkala, pemangkasan pohon penaung, pemangkasan pohon kakao, dan panen sesering mungkin. Sedangkan jika penyakit busuk buah sudah menyerang, tindakan pengendalian yag dapat dilakukan antara lain dengan pemangkasan untuk meminimalisasi kelembaban kebun, sanitasi dan pemusnahan buah yang terserang, dan penggunaan fungisida tembaga kontak seperti Nordox, Cupravit, dan Copper Sandoz dengan interval 2 minggu sekali.

Baca Juga :

Penyakit Kanker Batang Tanaman Kakao
Penyakit VSD (Vaskular Streak Dieback) Tanaman Kakao
Penyakit Jamur Akar Tanaman Kakao

Kamis, 20 Juni 2013

Penyakit Blas Tanaman Padi

Penyakit blas adalah salah satu penyakit utama yang menyerang pada tanaman padi. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi cendawan Pyricularia oryzae Cavara atau cendawan Pyricularia grisea (Cooke) Sacc pada seluruh bagian tanaman padi, baik itu padi sawah, maupun padi gogo. Cendawan Pyricularia oryzae penyebab penyakit blas dapat menginfeksi bagian tanaman padi pada setiap tahapan pertumbuhan dengan membentuk bercak pada daun, ruas batang, leher malai, dan malai. Serangan cendawan ini jika tidak dikendalikan dengan baik dapat mengakibatkan terjadinya puso alias gagal panen.

Penyakit Blas Tanaman Padi
Gejala yang timbul dari serangan cendawan Pyricularia oryzae adalah munculnya bercak-bercak berbentuk belah ketupat pada daun dan pelepah daun. Pada varietas padi rentan, bercak tersebut dapat meluas dan kemudian bersatu sehingga helaian daun menjadi kering dan mati. Sedangkan pada varietas padi tahan gejala serangan hanya berupa bintik kecil berwarna coklat.

IRRI merekomendasikan klasifikasi sifat ketahanan tanaman berdasarkan tipe bercak yang muncul. Bercak belah ketupat dengan pusat berwarna abu-abu dikelompokkan sebagai tipe bercak rentan. Bercak berbentuk gelendong dan bercak berupa bintik kecil dan bercak elips tanpa pusat sporulasi dikelompokkan sebagai bercak tahan. Tanaman yang sangat rentan memiliki daun yang penuh dengan bercak sehingga hijau daun tidak nampak, lamakelamaan tanaman akan mengering dan mati. Hal ini terjadi karena proses fotosintesis terhambat, respirasi pada daun yang terinfeksi semakin meningkat, konsumsi asimilat diambil alih patogen, dan proses penuaan daun lebih dipercepat.

Secara umum, ada 2 jenis serangan blas yaitu blas yang menyerang daun tanaman padi dan blas leher malai yang menyerang leher malai pada awal pembungaan. Cendawan penyebab blas bersifat dinamis, resistensinya dapat meningkat dalam waktu yang singkat. Hal inilah yang menyebabkan ketahanan varietas padi yang tahan menjadi rentan.

Pengendalian penyakit blas yang dapat dilakukan secara terpadu dengan menggunakan  varietas padi yang tahan, aplikasi pupuk Nitogen dengan dosis yang sesuai, serta pengaplikasian fungisida.

Serangan blas pada leher malai menyebabkan leher malai membusuk dan bulir hampa. Bercak juga dapat ditemukan pada permukaan bulir pada padi. Membusuknya leher malai dapat menghambat pengiriman fotosintat ke biji dan menyebabkan bulir-bulir padi menjadi hampa dan dapat menurunkan produktivitas. Ketahanan blas leher malai cukup untuk menekan penurunan hasil akibat serangan penyakit blas. Tingkat serangan blas leher malai ditetapkan berdasarkan persentase malai terinfeksi terhadap total malai yang dihasilkan oleh tanaman.

Penyakit blas mempunyai ras patogenik yang berbeda kemampuannya dalam menginfeksi tanaman padi. Adanya beberapa ras utama dalam suatu daerah menyulitkan untuk memberikan anjuran varietas yang sebaiknya ditanam. Usaha pengembangan secara luas suatu varietas tertentu akan menimbulkan perubahan komposisi ras utama cendawan pada musim tanam selanjutnya, dan suatu saat akan mengakibatkan serangan blas yang menyebar di seluruh daerah tersebut. Hasil pengujian blas daun dan blas leher malai menunjukkan ada empat kombinasi sifat ketahanan tanaman terhadap blas. Ke empat kombinasi tersebut adalah yaitu
  1. tahan terhadap blas daun dan blas leher malai,
  2. tahan blas daun rentan blas leher malai,
  3. rentan blas daun tahan blas leher malai,
  4. rentan terhadap keduanya.

Ketahanan tanaman adalah salah satu aspek dalam pengendalian blas di lapangan. Pada awal upaya mencari varietas tahan, para peneliti bekerja dengan sifat ketahanan yang dimiliki suatu varietas terhadap suatu ras cendawan blas. Varietas dengan satu gen ketahanan tersebut ternyata tidak dapat bertahan menghadapi ras cendawan blas yang demikian cepat berkembang. Oleh karena itu pemuliaan mulai diarahkan kepada mencari varietas yang dapat bertahan menghadapi infeksi beragam ras blas di lapangan pada musim yang berbeda.

Selasa, 18 Juni 2013

Penyakit Tanaman Vanili

Selain karena hama, produktivitas tanaman vanili juga dapat menurun akibat serangan mikroorganisme penyebab penyakit seperti bakteri, virus, cendawan, dan lain-lain. Penyakit justru lebih sering mengakibatkan menurunnya kualitas maupun kuantitas hasil tanaman karena serangannya yang sering tidak tampak atau gejalanya sulit diidentifikasi. Oleh karena gejalanya sulit diidentifikasi itulah strategi pengendaliannya pun tidak tertata dengan baik.

Penyakit Busuk Batang  Penyakit busuk batang adalah salah satu penyakit penting yang sering menyerang tanaman vanili. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi cendawan Fusarium sp pada bagian tanaman yang diserang. Perlu diketahui bahwa cendawan Fusarium sp adalah cendawan yang mampu bertahan hingga 4 tahun di dalam tanah disekitar kebun vanili. Ia dapat hidup selama itu meski tanpa tanaman inang. Pada tanaman vanili cendawan ini dapat menginfeksi bagian batang, akar, bahkan buah. Kendatipun demikian, buah yang diserang adalah buah yang sudah hampir masak. Penularannya dapat terjadi karena beberapa media yang antara lain melalui kontak langsung bagian batang dengan cendawan ini, serangga, air hujan, tanah, atau karena infeksi dari awal penanaman bibit.

Beberapa penyakit yang biasa menyerang tanaman vanili tersebut antara lain:

Penyakit Busuk Batang
Penyakit busuk batang adalah salah satu penyakit penting yang sering menyerang tanaman vanili. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi cendawan Fusarium sp pada bagian tanaman yang diserang. Perlu diketahui bahwa cendawan Fusarium sp adalah cendawan yang mampu bertahan hingga 4 tahun di dalam tanah disekitar kebun vanili. Ia dapat hidup selama itu meski tanpa tanaman inang. Pada tanaman vanili cendawan ini dapat menginfeksi bagian batang, akar, bahkan buah. Kendatipun demikian, buah yang diserang adalah buah yang sudah hampir masak. Penularannya dapat terjadi karena beberapa media yang antara lain melalui kontak langsung bagian batang dengan cendawan ini, serangga, air hujan, tanah, atau karena infeksi dari awal penanaman bibit.

Gejala serangan cendawan Fusarium ditandai dengan berubahnya warna batang tanaman dari hijau menjadi coklat muda kemudian lama kelamaan menjadi hitam dan membusuk. Pada kondisi kelembaban udara yang tinggi, bagian batang yang membusuk tersebut akan semakin cepat meluas ke bagian batang lainnya dan jika dibiarkan terus menerus, pembusukan pada batang mengakibatkan kematian tanaman karena transportasi unsur hara dari akar ke daun maupun transportasi fotosintat dari daun ke bagian tanaman lainnya akan terhambat.

Infeksi cendawan Fusarium yang dapat mengakibatkan busuk batang ini dapat dicegah dengan menerapkan teknik budidaya yang baik. Teknik budidaya tersebut antara lain:
  1. Mengurangi kelembaban udara di lingkungan kebun dengan pemangkasan pohon penaung.
  2. Mengatur jarak tanam tanaman agar tidak terlalu rapat untuk menghindari penularan.
  3. Pengawasan secara berkala akan adanya gejala penyakit ini.
  4. Menghindari pelukaan batang saat penyiangan dan pendangiran.
  5. Memperbaiki sistem pengairan di kebun.
  6. Menghindari aplikasi pupuk kandang yang belum masak.
  7. Menggunakan bibit stek yang bebas penyakit.
  8. Menggunakan bibit dari klon yang tahan.
  9. Penyemprotan desinfektan setelah pengolahan tanah.

Selain dengan melakukan pencegahan, pengendalian penyakit ini juga dapat dilakukan jika gejala-gejala serangan sudah tampak ada di kebun. Pengendalian dilakukan dengan penggunaan fungisida seperti dithine M-45, Delsene MX-200, dan Manzate 200 yang diaplikasikan rutin setiap 2 minggu sekali selama 3 bulan. Pengendalian juga dapat dilakukan secara fisik-mekanis dengan memangkas bagian tanaman yang terserang untuk kemudian dibakar. Dan jika serangan sudah kronis, tanaman yang terserang harus segera dibongkar agar tidak menulari tanaman lain yang masih sehat.

Penyakit Bercak Merah
Penyakit bercak merah adalah salah satu penyakit tanaman vanili yang disebabkan oleh infeksi cendawan Colletotricum sp. Penyakit yang lebih dikenal dengan istilah penyakit antraknose ini, dapat menyerang beberapa bagian tanaman seperti daun, batang, dan buah vanili. Gejala yang ditimbulkan berupa bercak-bercak kemerahan pada bagian tanaman yang terinfeksi. Jika gejala ini muncul, segera lakukan pengendalian dengan aplikasi fungisida atau dengan memangkas bagian tanaman yang terserang seperti pada pengendalian penyakit busuk batang.

Penyakit Busuk Akar
Sama seperti penyakit busuk batang, busuk akar juga disebabkan oleh infeksi cendawan Fusarium. Bedanya, jika pada busuk batang bagian tanaman yang diserang adalah batang, pada busuk akar bagian tanaman yang diserang adalah pangkal batang pada ketinggian kurang dari 5 cm dari permukaan tanah. Penyakit ini menunjukan gejala yang sama seperti gejala yang muncul pada penyakit busuk batang. Begitupun dengan cara pengendaliannya.

Penyakit Bercak Coklat dan Hitam
Penyakit yang satu ini disebabkan oleh infeksi cendawan Nitricia vanilae pada batang tanaman dan cendawan Phythoptora sp. yang menginfeksi daun dan buah tanaman. Gejala serangan penyakit ini adalah munculnya bercak warna coklat pada batang dan bercak berwarna hitam pada daun dan buah. Pengendalian penyakit ini sering dilakukan dengan aplikasi fungisida seperti Dithane M-45, Antrachol, Banblank, Bordeaux dan lain-lain. Aplikasi dilakukan dengan menyemprotkan larutan fungisida tersebut pada bagian tananan yang terserang.n

Penyakit Chephalevros henningsii
Penyakit ini disebabkan oleh parasitisme ganggang Chephalevros henningsii pada tanaman vanili. Ganggang ini sering menyerang pada daun-dau tua vanili. Gejala yang ditimbulkan berupa bercak-bercak kecil yang kemudian melebar hingga diameter 2 cm pada daun yang terserang. Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan pemangkasan dan pemusnahan bagian tanaman yang terserang.